BULAN SYAWAL BULAN PENINGKATAN
Bulan Ramadhan adalah bulan latihan Pada bulan Ramadhan kita dilatih taraweh agar terbiasa shalat malam, dilatih tadarus agar terbiasa baca qur`an, dilatih bayar zakat maal, zakat fitrah dan infak agar terbiasa menjadi dermawan, dan banyak lagi latihan latihan yang lainnya. Dalam pelaksanaanpun dimudahkan karena setan-setan dibelenggu, pahalanyapun dilipat gandakan. Untuk itulah Para guru bilang bulan Ramadhan merupakan kawah chandra dimuka untuk menempa mu`minin agar kadar taqwanya meningkat.
Bulan Ramadlan dan bulan Syawal sudah lewat. Sejak bulan Syawal, yang disebut juga bulan peningkatan, artinya setiap mu`minin yang sudah ditempa dibulan Ramadhan Insya Allah ibadahnya sejak Syawal dan setertusnya bisa meningkat
QS. Al-Ahqāf 6 : 160
مَن جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَن جَاء بِالسَّيِّئَةِ فَلاَ يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ
“Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya.”
Dari Ka’bul Akhbar, bahwa dia berkata : “Pernah Fathimah r.a. menderita sakit maka Ali berkata : “Hai Fathimah apa keinginan hatimu untuk kemanisan dunia ini?”
Jawab Fathimah : “Aku ingin delima.” Ali berfikir sesaat, karena dia tidak memiliki sesuatupun. Kemudian, dia pun bangkit dan berusaha tak lama kemudian dapatlah dia sebuah delima, kemudian dia pun pulang kepada istrinya.
Namun, dilihatnya seorang sakit tergeletak di tengah jalan. Maka Ali pun berhentilah. Lalu, dia bertanya : “Apa keinginan hatimu hai orang tua?”
Jawabnya : “Hai Ali, aku sudah lima hari di sini tergeletak , dan orang-orang melewatiku, namun tidak seorang pun yang berpaling kepadaku. Hatiku ingin delima.”
Ali berfikir sesaat, maka, buah delima itu pun dia pecahkan, lalu disuapkan kepada orang tua itu, sehingga seketika ia pun sembuh, sedang Fathimah r.a. sendiri sembuh pula. Dan datanglah Ali dengan rasa malu. Tatkala Fathimah r.a. melihatnya, ia bangkit kepada suaminya itu, lalu didekapnya kearah dadanya, seraya katanya: ” Dengan keperkasaan dan keagungan Allah Ta’ala, sesungguhnya setelah engkau berikan delima kepada orang tua itu, maka hilanglah dari hatiku keinginan kepada delima.”
Ali gembira mendengar perkataan istrinya, lalu datanglah Salman Al-Farisi mengetuk pintu. Ali bangkit dan membuka pintu, lalu Salman Al-Farisi meletakkan baki itu di hadapan Ali. “Dari siapakah ini, hai Salman?” tanya Ali . Dia jawab: “Dari Allah kepada Rasul-Nya, dan dari Rasul kepadamu.”
Ali membuka tutupnya, dan ternyata di dalamnya terdapat sembilan buah delima. Maka katanya:”Hai Salman, sekiranya ini untukku, seharusnya sepuluh biji, karena firman Allah Ta’ala Barang siapa yang membawa amal baik, maka baginya sepuluh kali lipat amalnya.” Salman tertawa, lalu dia keluarkan sebuah delima dari lengan bajunya, dia letakkan dalam baki, seraya berkata: “Hai Ali, demi Allah, delima itu memang ada sepuluh biji, tapi dengan perbuatanku tadi, aku ingin mencobamu.”
( Dikutip dari Durratunnashihin )