Friday, April 24, 2009

Cerdas Zakat

SHALAT HAK ALLAH, ZAKAT HAK HAMBANYA

Bersumber dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda :

“Barang siapa dikaruniai  harta  oleh Allah, sedang dia tidak menu-naikan zakatnya, maka apabila tiba hari kiamat dilemparkanlah untuk-nya hamparan-hamparan api, maka dipanaskanlah hamparan-hampar-an itu di dalam neraka jahannaam, lalu dibakarlah dengannya, mak-sudnya dengan harta tersebut dahi orang itu, kedua lambungnya dan ketiga  punggungnya. Dan setiap kali harta itu dingin, maka dipa-naskan kembali pada suatu hari yang ukurannya seribu tahun, sebagaimana firman Allah Taa’la :

QS. Al-Hajj  22 : 47

“.....dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung”

 (Zubdatul Wa’izhin).

 

Sesungguhnya Allah menggandeng-kan antara shalat dan zakat, Firman-Nya :

QS. Al-Baqarah 2 : 43

وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِين

“Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku”.

Sebab, urutan diantara keduanya adalah, bahwa shalat itu hak Allah Taa’la, sedang zakat adalah hak hamba-Nya. Jadi, yang wajib ialah kita memperhatikan keduanya berdasarkan perintah Allah Taa’la. Dan semua adalah berpangkal pada kedua hal ini. Shalat adalah ibadat badaniyah, dan zakat adalah ibadah kehartaan. Sedang semua ibadah terbagi menjadi dua macam ini.

Oleh karena itu dikatakan, ada tiga ayat yang turun bersama dengan tiga perkara. Allah tidak menerima salah satu diantaranya tanpa yang lain.

Pertama, Firman Allah Taa’la :

QS. Al-Baqarah 2 : 43

وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ

“Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat”.

Maka barangsiapa melakukan shalat tapi tidak menunaikan zakat, maka shalatnya tidak diterima.

Kedua : Firman Allah Taa’la:

QS. Annisā : 4:59

أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ

 “Taatlah kamu kepada Allah, dan taatlah kepada Rasul-Nya”

Maka barangsiapa taat kepada Allah tetapi tidak taat kepada Rasul-Nya, maka taatnya kepada Allah tidak diterima.

Dan ketiga, Firman Allah Ta’ala :

QS. Luqman 31:14

أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu-bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu”

Maka barangsiapa bersyukur kepada Allah Ta’ala tetapi tidak bersyukur kepada ibu bapaknya, maka kesyukurannya kepada Allah Ta’ala pun tidak diterima (Tanbihul Ghafilin).

Dari Nabi Saw, bahwa beliau bersabda :

 “Barangsiapa mencegah dirinya dari lima perkara, maka Allah mencegah darinya lima perkara pula : Pertama, barangsiapa enggan menzakati hartanya, maka Allah enggan menjaga hartanya dari bencana. Kedua, barangsiapa yang enggan mengeluarkan sepersepuluh dari apa yang tumbuh dari tanah, maka Allah enggan memberi berkat dari semua usahanya. Ketiga, barang-siapa enggan bersedekah, maka Allah Ta’ala enggan memberi kesentosaan kepadanya.

Keempat, barangsiapa enggan berdoa untuk dirinya, maka Allah Ta’ala enggan memberi  perkenan kepadanya. Dan kelima, barang-siapa enggan hadir bersama orang banyak, maka Allah Ta’ala enggan memberikan kesempurnaan iman kepadanya, sehingga imannya tidak sempurna. “ (Zubdatul Wa’izhin).

 

No comments:

Post a Comment