Friday, April 24, 2009

sekitar kita

sekitar  kita

Situasi sulit ini menjadikan kita semua harus tekun dan gigih untuk mencari nafkah. Dipagi buta pasar penampungan Sumber Artha sudah ramai dengan pengunjung dan pedagang, tak ketinggalan pagi itu seorang pria paruh baya membuka kios kecilnya menerima upah jahitan pakaian, dialah pak Mardian Gusti. Sejak thn 1987, dia sudah merantau, meninggalkan kampung halaman bersama istrinya berjuang di Jakarta mencoba usaha jahit yang digelutinya sampai sekarang. Perjuangannya begitu gigih, thn 2003 sudah tidak lagi ngontrak rumah, telah dibelinya tanah untuk tinggal.

Dia harus bekerja untuk dapat menghidupi keluarganya, istri dan kedua putranya, Efrizen sudah kuliah dan Rara masih duduk di SMP kelas 3. Kegigihannya patut kita contoh. Selama ini, modal kerjanya didapat dari bank gelap (rentenir) sangat mencekik, namun akhir-akhir ini sudah beberapa kali dia mendapat bantuan modal dari  LAZ Al-Ikhlas yang tanpa bagi hasil, sangat terasa membantu usahanya.

Dia juga mendidik adik dan beberapa orang untuk menjahit, mereka umumnya sukses dibidangnya, bahkan ada yang lebih maju darinya. Ditengah kesibukannya bekerja pak Dian kadang-kadang ditunjuk sebagai imam musholla di pasar Sumber Artha..

No comments:

Post a Comment