Sunday, December 28, 2008

CERDAS ZAKAT, Shadaqah dibulan Muharram

SHADAQAH  DI  BULAN  MUHARRAM

 

Shadaqah waktunya tidak ditetap-kan, setiap hari sepanjang tahun adalah waktunya.

Sedangkan Zakat diwajibkan atas manusia untuk mengeluarkannya apabila haul hartanya telah sempurna, dan tidak boleh ditunda. Jikalau haul hartanya jatuh pada bulan Muharram misalnya, dia tidak boleh menundanya sampai bulan Ramadhan, karena ketika seseorang menunda zakat tiba-tiba dia meninggal, maka dia disebut  me-nganggap remeh terhadap pemba-yaran zakatnya, dan menjadi pen-durhaka dalam pembayaran zakat.
Setiap memasuki tahun baru Islam, kita mesti bergembira dan meng-hormatinya.

Suatu waktu di bulan Muharram  awal tahun Hijriyyah sahabat Rasulullah, Sa'ad bin Rabi bicara kepada sahabat lainnya, Abdurrah-man bin 'Auf.

''Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya.''

Sa`ad tak bermaksud pamer dan sombong, tapi hendak meyakinkan  Abdurrahman agar mau menerima tawarannya

''Silakan pilih separuh hartaku dan ambillah,'' 

Tidak hanya itu, Saad menambah penawarannya.

''Aku pun mempunyai dua orang istri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian Anda, akan kuceraikan ia hingga Anda dapat memperistrinya.''

Memang Abdurrahman menolak halus tawaran tulus nan menggiurkan itu. Padahal Sa`ad maksudnya dengan datangnya tahun baru Hijriyyah dia ingin bershadaqah untuk menggembirakan sesama muslim.

Dalam satu hikayat, tersebutlah waktu itu menjelang bulan Muharram, ada tiga orang Pedagang.

1.      Pedagang-1 (Muslim) yang kurang berhasil

2.      Pedagang-2 (Muslim) yang berhasil.

3.      Pedagang-3  (Non Muslim) yang berhasil.

Pedagang-1 yang kurang berhasil ini, datang untuk meminjam uang kepada Pedagang-2. Dia bermaksud  ingin menggembirakan anak keluarganya di bulan Muharram ketika itu.

Pagi sekali, Pedagang-1 datang menyampaikan tujuannya dan dijanjikan oleh Pedagang-2 agar datang agak siangan.

Agak siangan Pedagang-1 datang lagi, dan dijanjikan lagi agar datang lebih siang lagi.

Setiap datang karena dijanjikan ternyata hasilnya dijanjikan lagi.

Kasihan Pedagang-1 ini bolak balik datang tapi hasilnya hanya dijanjikan lagi hingga sore hari.

Serta merta Pedagang-3 yang Non Muslim melihat ada apa gerangan orang itu bolak balik ke toko sebelah sampai lusuh badannya.

Pedagang-3 mencoba mendekati Pedagang-1 dan bertanya “saudara ada apa kok bolak balik dari pagi ?”.

Pedagang-1 jujur menjawab “Saya mau pinjam uang untuk meng-gembirakan sanak keluargaku di bulan Muharram, tahun baru Islam yang merupakan sejarah bangkitnya Islam”,

Setelah  Pedagang-3 bertanya berapa kebutuhannya. Lalu diberikanlah dana yang dibutuhkan ditambahkan  pakaian dan makanan.

 Singkat hikayat Pedagang-2 (Muslim) malamnya mimpi melihat sebuah gedung, besar, indah,  mewah dan nyaman yang belum pernah dia melihat sebelumnya. Bertanya kepada orang yang ada,

“milik siapa gedung mewah itu?,” dijawab “itu milik tetangganya, Pedagang-3 (Non Muslim) sebagai hadiah  karena menolong orang yang mau menghormati Bulan Muharram”.

Esoknya Pedagang-2 datang bertanya kepada Pedagang-3 (Non Muslim ) “apa yang saudara lakukan kemarin”

Dijawab oleh Pedagang-3 ( Non Muslim ) “Aku tidak melakukan apa-apa kecuali menolong orang yang ingin menghormati bulan Muharram ini.”

Pedagang-2 menawarkan “Berapa yang saudara berikan saya ganti 100 kali lipat”

Pedagang-3 yang Non Muslim menjawab “Jangankan 100 kali 1000 kali saja tidak akan saya berikan karena saya saat ini sudah masuk Islam“ (Dikutip dari tulisan tulisan, Penerbit Pustaka Arafah)

No comments:

Post a Comment